Tuhan Yang Maha SATU memiliki nama atau sebutan yang
jumlahnya tiada terhingga. Namun karena akal manusia sangat terbatas,
maka hanya ditulis 99 yang terangkum dalam Nama Allah yang Indah, atau
Al-Asma ul-Husna.
Dalam
hadits disebut sebagai berikut: “Bismillahir rohmaanir rohiim. Tiada
tuhan selain Dia: Yang Maha Pemurah; Yang Maha Penyayang; Yang Merajai;
Yang Maha Suci; Yang Maha Sejahtera; Yang membenarkan rasul-rasul-Nya
dan menepati janji-Nya; Yang menaungi Hamba-Hamba-Nya; Yang Maha Kuasa;
Yang dapat Memaksakan Kehendak-Nya; Yang Maha Perkasa; Yang patut Dipuja
karena keagungan Sifat-Sifat-Nya; Yang Maha Pencipta; Yang menjadikan
segala sesuatu; Yang Memberi Rupa dan Bentuk kepada segala sesuatu; Yang
Maha Kuasa Menutupi kesalahan Hamba-Hamba-Nya; Yang dapat Menaklukkan
segala sesuatu; Yang Maha Kuasa Memberi segala sesuatu kepada
Makhluk-Nya; Yang Memberi Rezeki; Yang Maha Kuasa Membuka Perbendaharaan
Rahmat-Nya kepada semua Makhluk; Yang Maha Mengetahui; Yang Maha Kuasa
Menyempitkan; Yang Maha Kuasa Melapangkan; Yang Maha Kuasa Merendahkan
Martabat sesiapa yang dikehendaki-Nya; Yang Maha Kuasa Mengangkat
Martabat sesiapa yang dikehendaki-Nya; Yang meninggikan derajat sesiapa
yang dikehendaki-Nya; Yang menghinakan kedudukan sesiapa yang
dikehendaki-Nya; Yang Maha Mendengar; Yang Maha Melihat; Yang menetapkan
Keputusan-Nya atas segala sesuatu; Yang Maha Adil; Yang Yang Maha
Mengetahui segala rahasia yang samar dan pelik; Yang Maha Mengetahui
Hakikat segala sesuatu; Yang tetap dapat menahan amarah; Yang Maha
Besar; Yang Maha Pengampun; Yang Maha Mensyukuri Hamba-Hamba-Nya yang
taat dengan memberikan pahala atas setiap perbuatan yang baik; Yang Maha
Tinggi Martabat-Nya; Yang Maha Agung; Yang Memelihara dan Menjaga semua
Makhluk-Nya; Yang Menjadikan segala apa yang dibutuhkan oleh Makhluk;
Yang memberi kecukupan dengan kadar perhitungan yang tepat; Yang Maha
Mulia; Yang melimpahkan karunia kepada Makhluk-Makhluk-Nya tanpa diminta
sebelum-Nya; Yang Selalu Mengawasi dan Memperhatikan segala sesuatu;
Yang dapat mengabulkan do’a Hamba-Hamba-Nya; Yang Maha Luas Kekayaan-Nya
dan Pemberian-Nya kepada Hamba-Hamba-Nya; Yang Maha Bijaksana; Yang
Mencintai dan Mengasihi; Yang Maha Mulia dan Maha Besar Kemurahan-Nya
kepada Hamba-Hamba-Nya; Yang Maha Kuasa Membangkitkan sesiapa yang sudah
wafat; Yang menyaksikan segala sesuatu; Yang Hak; Yang Maha Benar; Yang
Menunjukkan Kebenaran; Yang dapat mengurusi dan menyelesaikan segala
urusan Hamba-Hamba-Nya; Yang Maha Kuat lagi Perkasa; Yang Maha Kokoh dan
Maha Sempurna Kekuatan-Nya; Yang Maha Melindungi dan Menolong serta
membela Hamba-Hamba-Nya; Yang Patut dipuja dan dipuji; dengan Ilmu-Nya
yang meliputi segala sesuatu, Yang Maha Penghitung dan Pemelihara segala
sesuatu; Yang menjadikan segala sesuatu dari tiada; Yang mengembalikan
lagi segala sesuatu yang telah lenyap; Yang Maha Kuasa Menghidupkan
apapun yang sudah mati; Yang Maha Kuasa mematikan apapun yang hidup;
Yang Maha Tetap Hidup; Yang berdiri sendiri dan tetap mengurusi
Makhluk-Makhluk-Nya; Yang Maha Kaya dengan Penemuan dan dapat
melaksanakan segala sesuatu yang dikehendaki; Yang Mempunyai Kemuliaan
dan Maha Tinggi dari segala Kekurangan; Yang Maha Tunggal; Yang Maha
Esa; Yang menjadi tujuan segala Makhluk dan tempat meminta sesuatu yang
menjadi kebutuhan mereka; Yang sanggup melaksanakan semua hal yang
dikehendaki; Yang sangat berkuasa, Kekuasaan-Nya menguasai segala yang
kuasa; Yang Maha Kuasa Mendahulukan; Yang Maha Kuasa Mengakhirkan; Yang
pertama Ada-Nya sebelum segala sesuatu ada; Yang tetap ada setelah
segala sesuatu musnah (berakhir); Yang lahir; Yang batin; Yang
mengendalikan dan menguasai segala macam urusan Makhluk; Yang
Pencapaian-Nya berada di puncak ketinggian yang amat tinggi; Yang Maha
Baik dan membuat segala macam kebajikan; Yang menerima tobat dan memberi
maaf kepada Makhluk yang berdosa; Yang Maha Kuasa Menindak Hamba-Nya
yang bersalah dengan menyiksa; Yang Maha Memberi Maaf; Yang Maha Belas
Kasih dan Penyayang; Yang memiliki segala kekuasaan di alam ini, dan
dengan kekuasaan-Nya melaksanakan segala hal yang dikehendaki; Yang
memiliki sifat Kebesaran, Keagungan, Kemuliaan serta Kemurahan; Yang
Maha Adil dalam Hukum-Nya; Yang dapat mengatur dan mengumpulkan segala
sesuatu; Yang tidak membutuhkan sesuatu apapun; Yang dapat memberikan
segala kebutuhan Makhluk dan Yang Maha Kuasa Memberikan Kekayaan kepada
Hamba-Nya; Yang dapat mencegah dan mempertahankan sesuatu; Yang dapat
mendatangkan bahaya dan memberikan kemelaratan; Yang dapat memberikan
manfaat; Yang memberi cahaya kepada segala sesuatu; Yang memberi
petunjuk; Yang menciptakan alam semesta dalam bentuk yang indah yang
belum pernah dibuat oleh siapapun; Yang Maha Kekal Wujud-Nya; Yang tetap
ada setelah segala makhluk tiada; Yang Maha Pandai dan Bijaksana; Yang
Maha Sabar. Subhana-llah.”
Sekarang marilah kita meninjau nama-nama Tuhan di atas secara lebih
cermat. Menurut Kaum Sufi, ketika TUHAN memutuskan untuk menciptakan
alam semesta yang bersifat lahir dan kasatmata, maka Ia memulai dengan
menunjukkan secara terpisah-pisah Sifat-Nya yang bertalian dengan
Nama-Nama-Nya tersebut, ibarat berkas cahaya terpisah menjadi pelangi
bila menimpa kaca prisma.
Saling interaksi warna itu menghasilkan berbagai warna baru, dan
demikianlah proses penciptaan segala sesuatu—tiap makhluk atau bentuk
merupakan titik fokus khusus, tempat berbagai nama dan Sifat Ilahi
berkumpul dan menyebabkan berbagai peristiwa menyebar.
David Bohm, ahli fisika membuat rangkaian kejadian itu untuk memahami
proses “penarikan dan penguraian simpul-simpul yang memenuhi ruang dan
waktu alam semesta.”
Manusia merupakan makhluk yang paling inklusif dan komprehensif,
yaitu ruang lingkupnya luas dan lengkap, sehingga ia mampu menjadi dan
memiliki sifat-sifat seperti 99 Nama Tuhan, bukan hanya satu-dua. Tiap
orang yang berhasil mewujudkan ke-99 Sifat Ilahi tersebut akan memiliki
DERAJAT YANG MULIA: menjadi Kalifatullah di bumi.
Seseorang dapat juga mengambil salah satu di antara nama Tuhan Tiap
kali ia menyebutnya dalam berzikir. Sifat nama itu akan muncul di dalam
dirinya, karena pada titik itu Nama Tuhan dikerahkan, dan Kekuatan-Nya
terpusat di tempat itu juga.
Oleh karena itu, seseorang yang mengharapkan Kemurahan Tuhan akan
menyebut berulang kali Nama Ar-Rahim, sedangkan dia yang mengharapkan
Keadilan-Nya akan menyebut Nama Al-Adlu. Dengan demikian, Sifat
Kerahiman atau Keadilan-Nya akan muncul pada pezikir yang membaca
berulang kali Nama-Nya.
Itu bukan semacam mantra, melainkan suatu proses penciptaan sifat
alam semesta. Jagat raya tidak diciptakan dalam sesaat pada masa silam
seperti yang dipahami para penganut mazhab “jagat mesin jam,” yang
mengangankan Tuhan sebagai Tukang Arloji Yang Maha Besar.
Alam berubah tiap saat, dan pada saat PERUBAHAN itu pula, seluruh
bentuk sebelumnya akan hilang untuk selama-lamanya. Jadi, alam semesta
berubah-ubah terus-menerus, dan pada tiap detik mendatang
diperbaharui—menjadi lain dari alam sebelumnya serta lain daripada alam
yang akan datang . Proses itu tidak jauh berbeda dengan keadaan pita
film yang merupakan sederetan gambar foto yang berbeda-beda, meskipun
amat kecil perbedaan antara salah satu gambar dengan foto di
kiri-kanannya.
Bagi filsuf-filsuf Barat problem itu adalah soal Ada yang stabil,
abadi, dan utuh dapat berubah atau kenyataan itu terus-menerus berubah.
Para Sufi memecahkannya dengan melihat bahwa wujud itu bersusun menurut
peringkat kerumitan atau diferensiasinya. Dengan demikian, perbedaan
yang kecil di tuingkat substansi menjadi amat besar setelah sampai di
alam kasatmata. Ibarat setitik debu pada transparansi atau film
kelihatan besar setelah diproyeksikan kepada layar dalam bentuk cahaya.
Perlu kita catat di sini bahwa dalam hubungan ini yang dimaksudkan
dengan “cahaya” itu bukanlah aliran foton elektromagnetik, melainkan
“nur akal budi.” Hal yang demikian berarti bahwa tiap saat “Ada”
tersebut lahir, dan hampir seketika itu Sang Ada hilang lagi—seperti
gerakan air laut yang turun-naik, tercipta dan langsung musnah, timbul
dan langsung tenggelam ke dalam samudera Ada .
Demikianlah proses penjelmaan Kejadian terus-menerus. Oleh sebab itu,
tidak benar bahwa Tuhan hanya menciptakan alam semesta pada suatu
ketika pada awal segala abad. Tuhan senantiasa terlibat dalam
kesibukan-Nya Pribadi sebagai Pencipta sekaligus Pemusnah, dan memang
itu yang dimaksudkan oleh Syekh Akbar Ibn Arabi dengan istilahnya
“penciptaan terus-menerus.”
Maka dari itu, bilamana seseorang mengerahkan salah satu Nama Ilahi
dalam bentuk dzikir, maka sifat yang terkandung di dalam Nama yang
dipilihnya akan muncul di tempat itu juga, dan akibat—suatu tindakan
nyata—dari Sifat tersebut akan menyusul.
Beberapa di antara nama Ilahi itu bersifat saling melengkapi, seperti
Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Lahir dan Yang Batin, Yang Maha
Penghormat dan Yang Maha Penista. Di antara Nama lainnya terdapat gugus
atau urutan, seperti urutan Yang Maha Pencipta (No. 11)—Yang Maha
Pencetus (58)—Yang Maha Pembuat (12)—Yang Maha Pemrakarsa (95)—Yang Maha
Pembentuk (13)—Yang Maha Pembubuh (64)—Yang Maha Pemberi Hidup
(60)—Yang Maha Pelindung (38)—Yang Maha Menopang (39)—Yang Maha Pemberi
Rezeki (17)—Yang Maha Pembunuh (61)—Yang Maha Pemusnah (15). Hakiki
seluruh proses kejadian alami terkandung di dalam urutan ini.
Segala isi alam semesta dapat dilihat sebagai proses penciptaan yang
disusul oleh eksistensi selama periode tertentu dan kemudian berakhir
dengan pemusnahannya. Bila Tuhan ber-Kehendak menciptakan sesuatu, maka
mula-mula Ia mencetuskannya. Kemudian Dia merencanakan atau membentuknya
ibarat seorang penemu ciptaan baru yang merancangnya dalam bentuk
skema. Setelah dirancang, Ciptaan baru-Nya langsung dijadikan-Nya di
alam kasatmata, dan kemudian, pada tiap tahap kejadiannya, produk baru
itu dibentuk-Nya secara aktif sampai berjasad nyata.
Jika produk baru itu bersifat Makhluk hidup, maka Ia menghidupkannya,
melindunginya, memberi nafkah kepadanya seumur hidup, dan membantunya
jika berkembang biak. Karena tiap awal juga mengandung akhirnya sendiri,
maka Tuhan membunuh Makhluk-Nya kalau sudah sampai ajalnya. Di antara
nama-nama Ilahi yang berjumlah 99 tersebut, pengamat dapat menemukan
banyak gugus lain sejenis.
Bila Nama-Nama Ilahi disusun secara hierarkis, urutan pertama harus
jatuh pada Yang Maha Hidup, karena Hayat Abadi Tuhan mendahului segenap
Sifat lain-Nya. Urutan Nama Yang Maha Mengetahui hanya kalah dengan Yang
Maha Hidup, karena Pengetahuan Tuhan meliputi segala sesuatu, dan Nama
itu juga bertalian erat dengan Nama-Nama seperti Yang Maha Melihat, Yang
Maha Mendengar, Yang Maha Mengetahui Hakikat segala sesuatu, dan Yang
Maha Mengawasi segala sesuatu.
Di bawah ini Ke-99 Nama Tuhan Yang Indah dijelaskan secara lebih
terperinci. Pada hakikatnya, urutan Nama-Nya harus dimulai dengan Nama
Allah, Nama serba komprehensif yang merupakan asal-usul Nama-Nama
lain-Nya. Dengan demikian, jumlahnya meningkat menjadi 100.
AL-ASMA’UL HUSNAA (NAMA-NAMA INDAH DAN AGUNG)
1. ALLAH – Nama Ilahi yang serba komprehensif. Nama panggilan Ketuhanan yang merupakan asal-usul segenap Nama lain-Nya.
2. AR-RAHMAN – Yang Maha Pemurah. Ia yang melimpahkan Kemurahannya kepada segenap Makhluk-Nya.
3. AR-RAHIEM – Yang Maha Penyayang. Ia melimpahkan Kemurahannya kepada semua orang yang beriman.
4. AL-MALIK – Yang Maha Kuasa dan Merajai. Ia Raja seluruh alam semesta.
5. AL-QUDDUS – Yang Maha Suci dari Sifat Kekurangan. Atau Yang Maha Kudus.
6. AS-SALAAM – Yang Maha Sejahtera (memberi keselamatan). Yang Maha Suci dari Sifat Buruk.
7. AL-MUKMIN – Yang membenarkan rasul-rasul-Nya dan menepati Janji-Nya;
Yang Memberi keamanan kepada Makhluk-Nya. Atau Maha Pelindung Iman, atau
Maha Pelindung Mukminin. Dia mengaktifkan Nama ini di dalam diri
mukminin sehingga terpelihara imannya.
8. AL-MUHAIMIN – Yang memperhatikan, menjaga, serta menaungi
Hamba-Hamba-Nya dalam segala keadaan. Atau Yang Maha Pelindung,
khususnya Pelindung iman.
9. AL-AZIZ – Yang Maha Kuat dan Mengalahkan segala sesuatu dan tidak
dapat dikalahkan oleh apapun. Atau Yang Maha Mulia, atau pun Yang Maha
Jaya.
10. AL-JABBAR – Yang dapat Memaksakan Kehendak-Nya atas semua
Makhluk-Nya; Yang Maha Perkasa. Yang Kehendak-Nya tidak terkalahkan atau
diingkari.
11. AL-MUTAKABBIR – Yang patut Dipuja karena Keagungan Sifat-Sifat-Nya;
Yang Memiliki Kebesaran. Atau Yang Maha Bangga, atau Yang Maha Agung.
Hanya Tuhan, Yang Berkuasa atas segala Hidup, berhak berbangga.
12. AL-KHALIK – Yang Maha Pencipta. Yang Maha Kuasa Menciptakan segala
sesuatu, seluruh alam semesta, dan segala Makhluk di dalamnya.
13. AL-BARI’ – Yang menjadikan segala sesuatu. Atau Yang Maha
Pengembang. Tuhan merencanakan Makhluk-Nya dan menuntunnya melalui
tahap-tahap dalam proses perkembangannya.
14. AL-MUSHAWWIR – Yang Memberi Rupa dan Bentuk kepada segala sesuatu.
Secara aktif, Tuhan mencetak segala sesuatu dan membentuknya seraya
Ciptaan-Nya menempuh segala tahap dalam proses perkembangannya.
15. AL-GHAFFAR – Yang Maha Kuasa Menutupi segala kesalahan
Hamba-Hamba-Nya dengan mengampuni dosa-dosa mereka. Melalui Kuasa Nama
ini, Tuhan mengampuni orang yang berdosa.
16. AL-QOHHAR – Yang dapat Menaklukkan segala sesuatu; Yang dapat
Memaksakan segala yang menjadi Kehendak-Nya. Atau Yang Maha Penekan.
Tuhan menaklukan dan mengakhiri segala sesuatu.
17. AL-WAHHAB – Yang Maha Kuasa Memberi segala sesuatu kepada
Makhluk-Nya. Tuhan memberi Kurnia-Nya kepada sesiapa yang
dikehendaki-Nya.
18. AR-ROZZAQ – Yang Memberi Rezeki. Tuhan adalah satu-satunya Pemberi Rezeki.
19. AL-FATTAH – Yang Maha Kuasa Membuka Perbendaharaan Rahmat-Nya kepada
semua Makhluk. Tuhan jualah yang membuka jalan ke arah segala
pengembangan.
20. AL-’ALIEM – Yang Maha Mengetahui. Atau Yang Serba Mengetahui. Tiada suatu pun yang luput dari Pengetahuan-Nya.
21. AL-QOBIDH – Yang Maha Kuasa Menyempitkan. Dia yang menyempitkan atau
menyusutkan sesuatu untuk mempersulit urusan Makhluk-Nya.
22. AL-BASITH – Yang Maha Kuasa Melapangkan. Dia yang mempermudah segala
urusan Makhluk-Nya atau sebaliknya membiarkan mereka berkembang.
23. AL-KHOFIDH – Yang Maha Kuasa Merendahkan Martabat sesiapa yang dikehendaki-Nya.
24. AR-ROFI’ – Yang Maha Kuasa Mengangkat Martabat sesiapa yang dikehendaki-Nya.
25. AL-MU’IZZ – Yang meninggikan derajat sesiapa yang dikehendaki-Nya.
26. AL-MUDZILL – Yang menghinakan kedudukan sesiapa yang
dikehendaki-Nya. Yang mampu meninggikan martabat juga mampu
menurunkannya.
27. AS-SAMIE’ – Yang Maha Mendengar. Tiada suatu pun yang luput dari Pendengaran-Nya.
28. AL-BASHIER – Yang Maha Melihat. Tiada suatu pun yang luput dari Pengamatan-Nya.
29. AL-HAKAM – Yang menetapkan Keputusan-Nya atas segala sesuatu. Tuhan
adalah Hakim seluruh umat manusia, terutama pada Hari Kiamat.
30. AL-’ADLU – Yang Maha Adil. Tuhan adil dalam Keputusan-Nya dan
membagikan hukuman dan pahala dengan segala cermat-Nya, sehingga di
seluruh alam semesta, termasuk Keputusan-Nya, tidak terdapat ketimpangan
atau deviasi yang kecil sekali pun.
31. AL-LATHIEF – Yang Maha Mengetahui segala rahasia yang samar dan
pelik. Yang bersifat santun dan lembut kepada Hamba-Hamba-Nya. Ia yang
Maha Pemurah, mengagumkan, dan terlalu halus untuk dilihat dengan mata
kepala. (“Tuhan Allah sulit ditebak, tetapi Ia tidak jahat.” Albert
Einstein.
32. AL-KHOBIER – Yang Maha Mengetahui Hakikat segala sesuatu. Karena Ia
Maha Mengetahui, Maha Melihat, dan Maha Mendengar, niscaya Tuhan
memantau segala kejadian.
33. AL-HALIEM – Yang tetap dapat menahan amarah. Atau Yang Maha Lemah
Lembut. Atau Yang Maha Penyabar. Tuhan baru tega menghukum bila
digusarkan terus-menerus.
34. AL-’ADHIEM – Yang Maha Besar; Yang Maha Luhur; Yang Maha Agung. Ia Raja alam semesta dan Maha Besar dari sudut martabat.
35. AL-GHAFUR – Yang Maha Pengampun. Dia memaafkan segala dosa yang disesali pelakunya.
36. ASY-SYAKUR – Yang Maha Mensyukuri Hamba-Hamba-Nya yang taat dengan
memberikan pahala atas setiap perbuatan yang baik.. Tuhan menerima
syukur mereka yang bersyukur kepada-Nya. Sampai tingkat tertentu, Ia
sekali gus pengucap syukur serta perbuatan mengucapkan syukur.
37. AL-’ALIY – Yang Maha Tinggi Martabat-Nya. Ia Tuhan Yang bertakhta jauh-jauh di atas.
38. AL-KABIER – Yang Maha Besar. Ia teramat Besar dari sudut ukuran ruang dan waktu.
39. AL-HAFIEDZ – Yang Memelihara dan Menjaga semua Makhluk-Nya. Ia
melindungi segala sesuatu, terutama Sabda-Nya (Alquran), sampai tiba
ajalnya, dengan pengertian bahwa Alquran akan bertahan sampai akhir
segala zaman.
40. AL-MUQIET – Yang Menjadikan segala apa yang dibutuhkan oleh
Makhluk-Makhluk-Nya., seperti makanan, minuman dan sebagainya. Atau Yang
Maha Pemelihara. Di antara ketiga fase hidup (Kreasi, Hidup, dan
Pemusnahan), Nama ini bertalian dengan fase kedua.
41. AL-HASIEB – Yang memberi kecukupan dengan kadar perhitungan yang
tepat. Juga berarti Juru Hitung, yang menunjukkan bahwa Tuhan mencipta
berdasarkan perhitungan yang amat sangat halus (oleh Al-Muhshi).
42. AL-JALIEL – Yang memiliki segala Sifat kebenaran dan kebesaran. Juga menyangkut segi Ilahi sebagai Yang Maha Pemurka.
43. AL-KARIEM – Yang Maha Mulia, yang melimpahkan karunia kepada
Makhluk-Makhluk-Nya tanpa diminta sebelumnya. Karena Ia jua yang
memberikan kita segala milik yang kita punyai, maka Kemurahan-Nya tak
terhingga.
44. AR-RAQIEB – Yang Selalu Mengawasi dan Memperhatikan segala sesuatu,
dan tiada suatu pun yang luput dari Pegawasan-Nya. Ia memantau,
menyelia, dan mengontrol. (Banyak di antara penemuan teknologi mutakhir
menjelmakan Nama ini.)
45. AL-MUJIEB – Yang dapat mengabulkan doa Hamba-Hamba-Nya. Atau Yang Maha Pengabul Doa.
46. AL-WASI’ – Yang Maha Luas Kekayaan-Nya dan Pemberian-Nya kepada
Hamba-Hamba-Nya. Yang Maha Besar dari sudut keluasan atau permuaian.
47. AL-HAKIEM – Yang Maha Bijaksana. Ia Asal-Usul, Pemilik, dan Pembagi segala sifat kearifan.
48. AL-WADUD – Yang Mencintai dan Mengasihi. Tuhan adalah Cinta Kasih dan Pembagi-nya—Pengasih, Kasih, dan Kekasih.
49. AL-MAJIED – Yang Maha Mulia dan Maha Besar Kemurahan-Nya kepada
Hamba-Hamba-Nya. Ia teramat Ajaib dan patut dipuja, dan oleh karena itu
paling patut diagungkan.
50. AL-BA’ITS – Yang Maha Kuasa Membangkitkan sesiapa yang sudah wafat.
Tuhan membangkitkan ahli kubur pada Hari Kiamat. Ia juga menciptakan
hidup baru dan menghidupkan kembali segala sesuatu yang hanya dikira
mati.
51. ASY-SYAHIED – Yang menyaksikan segala sesuatu. Karena Ia Yang Serba
Sadar dan Yang Maha Pengawas, maka Tuhan adalah Saksi akan segala
kejadian sejagat raya, termasuk perbuatan kita yang kecil sekali pun.
52. AL-HAQ – Yang Haq; Yang Maha Benar; Yang Menunjukkan Kebenaran. Ia
inti terdalam seluruh alam dan sama sekali luput dari segala sifat dusta
dan kesilapan.
53. AL-WAKIEL – Yang dapat mengurusi dan menyelesaikan segala urusan
Hamba-Hamba-Nya. Melalui Nama ini kita percaya kepada Tuhan, dan melalui
Nama ini Ia memberi rezeki asalkan kita telah berusaha sendiri
(memenuhi kewajiban dan mengambil tindakan pencegahan seperlunya).
54. AL-QOWIYU – Yang Maha Kuat lagi Perkasa. AtauYang Tak Terbatas.
55. AL-MATIEN – Yang Maha Kokoh dan Maha Sempurna Kekuatan-Nya. Ia Yang
Bertahan, yang Maha Melawan, atau Yang Maha Pemberani. (Nama ini
terwujud dalam bahan adikeras sebangsa intan.)
56. AL-WALIYU – Yang Maha Melindungi dan Menolong serta membela
Hamba-Hamba-Nya. Atau Yang Maha Sahabat lagi Pelindung. Tuhan merupakan
Sahabat setia terhadap segenap Sahabat-Nya
57. AL-HAMIED – Yang Patut dipuja dan dipuji. Segala puja dan puji adalah Milik-Nya jua.
58. AL-MUHSHI – Dengan Ilmu-Nya yang meliputi segala sesuatu, Dia
menghitung dan memelihara segala yang ada, baik yang besar maupun yang
kecil sekali pun, hingga tiada suatu pun yang luput dari Perhitungan dan
Pemeliharaan-Nya. Atau Yang Maha Penghitung atau pun Yang Maha
Perancang. Ia sumber ilmu matematika, dan oleh sebab itu sumber segala
ilmu pengetahuan alam (lihat juga Al-Hasieb). Menurut Leopold Kronecker,
seorang ahli matematika tersohor, “Tuhan hanya menciptakan nomor;
selain itu, segala sesuatu adalah ciptaan manusia.” Atau, yang lebih
tepat, di alam semesta ini Tuhan mewujudkan ilmu matematika-Nya yang
tinggi serta Kalkulasi dan Proporsi Ilahi, sehingga tugas manusia ialah
hanya menemukan dan meniru Kemuliaan-Nya.
59. AL-MUBDI’U – Yang menjadikan segala sesuatu dari tiada. Segala apa yang diambil oleh Tuhan dapat dikembalikan-Nya.
60. AL-MU’IED – Yang mengembalikan lagi segala sesuatu yang telah
lenyap. Melalui Kekuatan Nama ini, semua doa kita untuk arwah tercinta
yang telah tiada akan dikabulkan oleh-Nya pada Hari Kebangkitan.
61. AL-MUHYI – Yang Maha Kuasa Menghidupkan segala sesuatu yang sudah mati. Ia memberi hayat kepada segala Makhluk hidup.
62. AL-MUMIET – Yang Maha Kuasa mematikan apapun yang hidup. Atau Yang
Maha Pencipta Maut, atau Yang Maha Pemusnah. Segala sesuatu yang hidup
akhirnya ditakdirkan mati oleh-Nya.
63. AL-HAYYU – Yang Maha Tetap Hidup. Hanya Tuhan jualah yang mempunyai Hidup abadi, karena Ia tidak lahir dan tidak mati pula.
64. AL-QOYYUM – Yang berdiri sendiri dan tetap mengurusi
Makhluk-Makhluk-Nya. Ia untuk selama-lamanya berdiri tegak, siaga, dan
awas.
65. AL-WAAJID – Yang Maha Kaya dengan Penemuan dan dapat melaksanakan
segala sesuatu yang dikehendaki. Ia memberi bentuk badani kepada segala
sesuatu yang terdapat di dunia ini.
66. AL-MAAJID – Yang Mempunyai Kemuliaan dan Maha Tinggi dari segala Kekurangan. Satu-satunya Ada yang patut diagungkan.
67. AL-WAAHID – Yang Maha Tunggal. Atau Yang Maha Tersendiri dalam
bentuk dan jenis. Atau Yang Maha Pemersatu. Segala kelipat-gandaan
tersatu di dalam Diri-Nya.
68. AL-AHAD – Yang Maha Esa. Yang Maha Tunggal, tanpa salinan,
(maksudnya tidak ditinjau dari sudut urutan angka matematika, tetapi
sebagai “Ia Yang tidak diserupai oleh sesama satu pun.”)
69. ASH-SHOMAD – Yang menjadi tujuan segala makhluk dan tempat meminta
sesuatu yang menjadi kebutuhan mereka. Atau Yang Maha Abadi. Segenap
Makhluk menyeru-Nya dalam kekurangan, dan Dia, yang bebas dari segala
kebutuhan, menyediakan kebutuhan mereka.
70. AL-QODIR – Yang sanggup melaksanakan semua hal yang dikehendaki.
Tuhan Maha Kuasa. (Sezarah dari segala Sifat Nama ini terwujud pada laut
lepas, ilmu Ilahi, dan bidang keuangan.)
71. AL-MUQTADIR – Yang sangat berkuasa. Kekuasaan-Nya menguasai segala yang kuasa.
72. AL-MUQODDIM – Yang Maha Kuasa Mendahulukan. Atau Yang Maha
Pemercepat. Bila dikehendaki-Nya, Tuhan sanggup mempercepat segala
urusan.
73. AL-MU’AKHKHIR – Yang Maha Kuasa Mengakhirkan. Atau Yang Maha Pemerlambat. Sebaliknya, Ia sanggup memperlambat segala urusan.
74. AL-AWWAL – Yang pertama Ada-Nya sebelum segala sesuatu ada.
75. AL-AAKHIR – Yang tetap ada setelah segala sesuatu musnah (berakhir).
76. ADH-DHAHIR – Yang Lahir – Yang dapat dilihat kekuasaan-Nya. Segala sesuatu yang ada di luar.
77. AL-BATHIN – Yang Batin – Yang tidak dapat dilihat Zat-Nya. Segala sesuatu yang ada di dalam.
78. AL-WAALI – Yang mengendalikan dan menguasai segala macam urusan Makhluk-Nya. Direktur seluruh alam.
79. AL-MUTA’AAL – Yang Pencapaian-Nya berada di puncak ketinggian yang
amat tinggi dan tidak dapat diatasi atau dilampaui oleh siapa atau apa
pun.
80. AL-BARRU – Yang Maha Baik dan membuat segala macam kebajikan. Sumber
segala kebaikan. Segala sesuatu yang baik berasal dari-Nya.
81. AL-TAUWAAB – Yang menerima tobat dan memberi maaf kepada Makhluk
yang berdosa. Setelah menerima tobatnya, Ia mengampuni mereka.
82. AL-MUNTAQIM – Yang Maha Kuasa Menindak Hamba-Nya yang bersalah
dengan menyiksa. Tuhan tidak meridai perbuatan jahat, dan lambat laun
mesti membalas dendam-Nya.
83. AL-AFUWWU – Yang Maha Memberi Maaf, asalkan pendosa bertobat.
84. AR-RO’UF – Yang Maha Belas Kasih dan Penyayang. Belas Kasih ialah Tanda-Nya.
85. MALIKUL-MULKI – Yang memiliki segala kekuasaan di alam ini, dan
dengan Kekuasaan-Nya melaksanakan segala hal yang dikehendaki. Atau
Pemilik Kerajaan. Atau Pemilik Abadi segala Kedaulatan. Atau pun Pemilik
Kerajaan Allah.
86. DZUL JALAALI wal IKROM – Yang memiliki sifat Kebesaran, Keagungan,
Kemuliaan, serta Kemurahan. Tuhan Segala Keagungan dan Kemurahan. Dia
Lebih Besar, Penuh Rahmah, dan Maha Pemurah.
87. AL-MUQSITHU – Yang Maha Adil dalam Hukum-Nya. Ilmu ekonomi juga
berasal dari Nama ini. Ekonomi Ilahi bersifat adil dan cermat.
88. AL-JAAMI’U – Yang dapat mengatur dan mengumpulkan segala sesuatu.
Tuhan mempersatukan segala sesuatu (yang beraneka segi) di dalam
Diri-Nya.
89. AL-GHONIYYU – Yang tidak membutuhkan sesuatu apapun. Yang Maha
Mandiri. Sedemikian agung Kekayaan-Nya sehingga besarnya seluruh alam
semesta ibarat kepala peniti saja.
90. AL-MUGHNI – Yang dapat memberikan segala kebutuhan Makhluk dan Maha
Kuasa Memberikan Kekayaan kepada Hamba-Nya. Ia melimpahkannya kepada
siapa saja menurut Kehendak-Nya.
91. AL-MAANI’U – Yang dapat mencegah dan mempertahankan sesuatu. Pada
akhirnya, hanya Tuhan jualah yang mampu menahan sesuatu sehingga batal.
92. ADH-DHAARRU – Yang dapat mendatangkan bahaya dan memberikan
kemelaratan. Hanya Tuhan jualah yang mampu mengganggu atau menyusahkan
Makhluk-Nya.
93. ANN-NAAFI’U – Yang dapat memberikan manfaat. Atau Yang Maha
Menguntungkan. Hanya Tuhan jualah yang mampu menolong atau menyembuhkan
Makhluk-Nya.
94. AN-NURU – Yang memberi cahaya kepada segala sesuatu. “Allah yang
menerangi langit dan bumi.” (Q24.35) Makhluk pertama ialah Nur Ruh
Muhammad, yang muncul dari Nur Ilahi Yang Purba. Itu berarti bahwa Rasul
adalah Makhluk yang terdekat pada Tuhan, dilihat dari sudut ontologis
(hakikat hidup), dan tidak hanya dari sudut temporal (berkenaan dengan
waktu).
95. AL-HAADI – Yang memberi petunjuk. Tuhan dapat menuntun kita sepanjang jalan yang lurus (atau benar).
96. AL-BADIE’U – Yang menciptakan alam semesta dalam bentuk yang indah
yang belum pernah dibuat oleh siapa pun. Atau Yang Tiada Bertara. Ia
yang menimbulkan segala sesuatu.
97. AL-BAQI – Yang Maha Kekal Wujud-Nya. Atau Maha Selamat. Atau Yang
Maha Tetap. Meskipun segala sesuatu akan habis, tetapi Ia takkan
berkesudahan.
98. AL-WARITSU – Yang tetap ada setelah segala makhluk tiada. Atau
Yang Maha Waris. Pada saat segala sesuatu kembali kepada-Nya, Ia akan
berada di tempat untuk menerimanya.
99. AR-ROSYIEDU – Yang Maha Pandai dan Bijaksana. Atau Yang Maha
Penyuluh. Atau Yang Maha Pemandu yang merintis Jalan yang Benar. Nama
ini dikaruniakan kepada segenap nabi, rasul, wali Allah, ahli hikmah,
yang terpercaya
100. ASH-SHOBURU – Yang Maha Sabar. Tuhan adalah sumber segala
Kesabaran. Banyak Nama-Nya, namun Dia telah ridha mengungkapkan yang di
atas kepada Hamba-Hamba-Nya sebagai Nama-Nya yang paling berguna
baginya.
*/ dari salah satu sumber kitab (judulnya saya lupa) dan disampaikan
setelah sedikit diselaraskan segi bahasanya, namun tanpa interpretasi
dari saya. Mohon maaf bila tidak lengkap.
wong alus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar