Dalam khasanah makrifat, pejalan spiritual akan bersinggungan
dengan istilah ILMU LADUNI. Yaitu pengetahuan yang diperolehi tidak
melalui proses kegiatan belajar mengajar dan membaca buku-buku, namun
melalui PANDANGAN MATA HATI YANG DITERIMA LANGSUNG DARI ALLAH.
Tuhan hanya bisa dikenal jika Dia sendiri berkehendak untuk dikenali.
Jika Dia ingin memperkenalkan Diri-Nya kepada hamba-Nya maka hati hamba
itu akan dipersiapkan untuk dilakukan pembersihan. Selanjutnya, Hati
hambanya tersebut diterangi dengan CAHAYA atau Nur-Nya. Nur-Nya adalah
kendaraan bagi hati untuk sampai ke SISI-Nya.
HATI ADALAH BADAN DAN RUH ADALAH NYAWANYA. RUH PULA YANG LANGSUNG
TERKAIT DENGAN TUHAN DAN KETERKAITAN ITU DINAMAKAN AS-SIR (RAHASIA).
RUH ADALAH NYAWANYA HATI DAN SIR ADALAH NYAWANYA RUH. BOLEH JUGA
DIKATAKAN BAHWA HAKIKAT HATI ADALAH RUH DAN HAKIKAT RUH ADALAH SIR. SIR
ATAU RAHASIA YANG SAMPAI KEPADA TUHAN DAN SIR YANG MASUK KE HADRAT-NYA.
SIR INILAH MAMPU UNTUK YANG MENGENAL ALLAH KARENA SIR ADALAH HAKIKAT
SEMUA YANG BERWUJUD.
Cahaya Ilahi menerangi hati, ruh dan Sir. Cahaya Ilahi akan membuka
hakikat-hakikat. Amal dan ilmu tidak mampu menyingkap rahasia
hakikat-hakikat. Cahaya Ilahi berperanan menyingkap tabir hakikat. Orang
yang mengambil hakikat dari buku atau memahami dari ucapan orang lain
belumlah dikatakan mengetahui hakikat yang sebenarnya. Mereka hanyalah
menyangka atau mengkhayal sudah mengetahui hakikat padahal sesungguhnya
belum.
Hakikat akan diketahui apabila seseorang gigih mendalami pengetahuan
tentang hakikat dari perenungan-perenungannya sendiri (berarti dia
menggunakan akalnya sebagaimana yang dianjurkan Tuhan dalam agama) dan
kemudian mempraktekkannya dalam perbuatan sehari-hari dengan
mempertimbangkan dengan hati nuraninya. Ditambah dengan memohon ampunan,
memuji Nama Tuhan sebagai pembersih hati. Kemudian bersabar menanti
hadirnya sinar kebijaksanaan sambil terus juga berharap.
Alam ini pada hakikatnya adalah gelap. Alam menjadi terang karena ada
kenyataan Tuhan padanya. Misalnya kita berdiri di atas puncak sebuah
bukit pada waktu malam yang gelap gelita. Apa yang dapat dilihat
hanyalah kegelapan. Apabila hari siang, matahari bersinar, akan terlihat
tumbuh-tumbuhan dan hewan yang menghuni bukit itu. Yang terlihat di
atas bukit itu menjadi nyata karena diterangi oleh cahaya matahari.
Cahaya mewujudkan yang gelap menjadi benda-benda yang nyata.
Sesungguhnya cahaya hanya satu jenis saja dan datangnya dari sumber
yang satu jua. Begitu juga halnya pandangan mata hati. Mata hati melihat
banyaknya hakikat karena banyaknya hakikat yang tercermin dari ragam
Cahaya Ilahi, sedangkan Cahaya Ilahi datangnya dari cahaya yang satu
yang bersumberkan Zat Yang Maha Esa.
Kegelapan yang menutupi mata hati menyebabkan hati terpisah daripada
kebenaran. Hatilah yang tertutup sedangkan kebenaran tidak tertutup.
Dalil atau bukti yang dicari bukanlah untuk menyatakan kebenaran tetapi
untuk mengeluarkan hati dari lembah kegelapan kepada cahaya yang terang
benderang. Cahayalah yang menerangi atau membuka hijab hati.
Nur Ilahi adalah cahaya yang menerangi hati dan mengeluarkannya dari
kegelapan serta membawanya untuk menyaksikan sesuatu dalam keadaannya
yang asli. Apabila cahaya Ilahi sudah membuka tirai dan cahaya terang
telah bersinar maka mata hati dapat memandang kebenaran dan keaslian
yang selama ini disembunyikan oleh alam nyata. Semakin terang cahaya
Ilahi yang diterima oleh hati akan menambah jelas kebenaran yang dapat
dilihatnya.
Pengetahuan yang diperolehi melalui pandangan mata hati yang
bersumber dari Cahaya Ilahi dinamakan ILMU LADUNI ATAU ILMU YANG
DITERIMA DARI ALLAH SWT SECARA LANGSUNG. KEKUATAN ILMU YANG DIPEROLEHI
BERGANTUNG KEPADA KEKUATAN HATI MENERIMA CAHAYA ILAHI.
Para pejalan spiritual awal yang hatinya belum cukup bersih, maka
cahaya Ilahi yang diperolehinya tidak begitu terang. Oleh itu ILMU
LADUNI yang diperolehinya masih belum mencapai peringkat yang halus.
Pada tahap ini hati terkadang masih mudah goyah dan sewaktu-waktu
mengalami kekeliruan. Kadang-kadang hati masih cenderung menuju yang
samar-samar dan abu-abu.
Orang yang tataran spiritualnya pada peringkat ini memang perlu
mendapatkan bimbingan dan penjelasan dari ahli makrifat yang ilmunya
lebih tinggi. Apabila hatinya semakin bersih cahaya Ilahi semakin
bersinar meneranginya dan dia mendapat ilmu yang lebih jelas. Lalu
hatinya menghadap kepada yang lebih benar, sehinggalah dia menemui
kebenaran hakiki.
TERBUKANYA MATA HATI MEMPERLIHATKAN KEPADA ANDA AKAN KEBERADAAN
ALLAH. KESAKSIAN MATA HATI MEMPERLIHATKAN KEPADA ANDA KETIADAAN DIRI
SELAIN WUJUD NYA. KESAKSIAN HAKIKI MATA HATI MEMPERLIHATKAN KEPADA ANDA
BAHWA HANYA TUHAN YANG WUJUD, TIDAK TERLIHAT LAGI KETIADAAN DAN WUJUD
ANDA.
Apabila hati sudah menjadi bersih maka hati akan menyinarkan
cahayanya. Cahaya hati ini dinamakan Cahaya Qalbu. Ia akan menerangi
AKAL lalu AKAL dapat memikirkan dan merenung tentang HAKIKAT KETUHANAN
yang menguasai alam dan juga dirinya sendiri. Renungan akal terhadap
dirinya sendiri membuatnya menyadari perjalanan hal-hal ketuhanan yang
menguasai dirinya. Kesadaran ini membuatnya merasakan dengan mendalam
betapa dekatnya ALLAH dengannya.
Lahirlah di dalam hati nuraninya perasaan bahwa DIA sentiasa
mengawasi gerak-gerik kita, mendengar pembicaraan dan mengetahui bisikan
hati kita. Jadilah dia seorang yang CERMAT, ELING DAN WASPADA.
Di antara sifat yang dimiliki oleh orang yang sampai kepada MARTABAT
ini ialah: 1. CERMAT DALAM MELAKSANAKAN HUKUM TUHAN. 2. HATI TIDAK
CENDERUNG KEPADA HARTA, CUKUP DENGAN APA YANG ADA DAN BAHAGIA BILA BISA
MEMBANTU ORANG LAIN DENGAN HARTA YANG DIMILIKINYA. 3. BERTAUBAT DENGAN
SEBENARNYA (TAUBAT NASUHA) DAN TIDAK KEMBALI LAGI KEPADA KEJAHATAN. 4.
RUHANINYA CUKUP KUAT UNTUK MENANGGUNG KESUSAHAN DENGAN SABAR DAN
BERTAWAKAL 5. KEHALUSAN RUHANINYA MEMBUATNYA MERASA MALU KEPADA TUHAN
DAN MERENDAHKAN DIRI KEPADA-NYA SAJA.
Orang yang taat kepada perintah-NYA senantiasa kuat melakukan ibadah
dan meningkatlah kekuatan ruhaninya. Dia akan kuat untuk menyerahkan
semua urusan kehidupannya kepada TUHAN saja. Dia tidak lagi takut apapun
yang menimpanya. Dia tidak lagi tergantung kepada sesama makhluk.
Hatinya teguh dan ikhlas dengan semua ketentuan-NYA.
BAHAYA dan BENCANA SEHEBAT APAPUN tidak lagi menggugat imannya dan
KENIKMATAN DUNIA tidak lagi menggelincirkannya. Baginya SUKA dan DUKA,
BENCANA dan KEBERUNTUNGAN sama saja, karena ini takdir yang SUDAH
DITENTUKAN TUHAN untuknya dan takdir-NYA kepada kita pasti yang terbaik.
Orang yang seperti ini sentiasa di dalam penjagaan TUHAN karena dia
telah menyerahkan dirinya kepada TUHAN juga. TUHAN menganugerahi orang
ini dengan kemampuan untuk melihat dengan mata hati dan bertindak
melalui Petunjuk Laduni, tidak lagi melalui pikiran, kehendak diri
sendiri atau angan-angan. Pandangan mata hati kepada hal ketuhanan
memberi kesan kuat kepada hatinya (kalbunya). Dia mengalami suasana yang
menyebabkan dia menafikan perwujudan dirinya dan diisbatkannya kepada
Wujud ALLAH.
Suasana ini timbul akibat hakikat ketuhanan yang dialami oleh hati..
Dia MERASAKAN benar-benar akan keesaan Allah bukan sekadar
mempercayainya. Hakikat sesungguhnya hanya bisa dialami dengan mata
hati. Mata hati melihat atau menyaksikan keesaan TUHAN dan hati
merasakan akan keadaan keesaan itu. Mata hati hanya melihat kepada
Wujud-NYA, tidak lagi melihat kepada wujud dirinya.
Orang yang di dalam suasana seperti ini telah transenden dari
sifat-sifat kemanusiaan. Orang yang mencapai tingkat ini dikatakan telah
mencapai maqam TAUHID SIFAT. Hatinya jelas merasakan bahawa tidak ada
yang berkuasa melainkan DIA dan segala sesuatu datangnya dari ALLAH.
Yang perlu digarisbawahi, bahwa perjalanan spiritual manusia akan
melalui beberapa tingkatan dalam proses mengenal Tuhan. Pada tahap
pertama terbuka mata hati dan cahaya Qalbu memancar menerangi akalnya.
Seorang yang akalnya diterangi cahaya Qalbu akan melihat betapa dekatnya
TUHAN. Dia melihat dengan ilmunya dan mendapat keyakinan yang dinamakan
ILMUL YAQIN.
Pada tahap keduanya mata hati yang telah terbuka. Seseorang tidak
lagi melihat dengan mata ilmu tetapi melihat dengan mata hati dan mata
hati memandang itu dinamakan KASYAF. KASYAF MELAHIRKAN PENGENALAN ATAU
MAKRIFAT. Seseorang yang berada di dalam maqam makrifat dan mendapat
keyakinan melalui kasyaf dikatakan memperolehi keyakinan yang dinamakan
AINUL YAQIN. Pada tahap AINUL YAQIN seseorang telah menceburkan diri di
wilayah kegaiban segala sesuatu termasuk dirinya sendiri. ###
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus