Menjadi manusia normal sungguh sulit dan berat. Ini karena
manusia dianggap kuat mengemban amanah kerasulan sepanjang masa. Ia
dianggap khalifah yang mampu menjadi pilar tegaknya kebenaran, keadilan
dan keindahan.
Dalam sejarah, sebelum amanah ini diberikan kepada manusia Tuhan
sudah terlebih dulu menawarkan kepada semua jenis makhluk di muka bumi.
Ternyata, semua mahluk mengakui dirinya tidak mampu menggenggam amanah.
Kecuali, satu makhluk yang konon memiliki unsur paling lengkap di jagad
raya: Manusia.
Karena sudah ketiban sampur memegang amanah inilah, manusia harus
mampu mengolah dirinya sedemikian rupa agar mampu melaksanakan dengan
seefektif dan seefisien mungkin. Pikirannya harus terus berkarya kreatif
untuk keberlanjutan kehidupan bumi, berpikir positif, jangan berbuat
kerusakan, hatinya selalu menep dan santun untuk terus menyapa dan
berasyik masyuk dengan Gusti Allah.
Dalam diri manusia ada unsur cipta, rasa dan karsa. Ketiganya menjadi
alat manusia untuk meraba pergelaran alam semesta ini. Ini alat canggih
yang tidak dimiliki oleh malaikat, jin, maupun seonggok batu yang tentu
saja juga merupakan makhluk Tuhan.
Manusia perlu menganggap alam semesta sebagai teman dan sahabat,
jangan berdiri di atas alam semesta dengan angkuh, congkak dan sombong
dan merasa gumede, adigang adigung adiguna. Sikap menganggap diri lebih
hebat derajatnya daripada alam semesta akan membawa pada eksploitasi
alam. Alam dimanfaatkan sedemikian rupa sehingga akhirnya rusak.
Sehebat apapun manusia mengolah alam agar lestari, pada kenyataannya
masih lebih baik bila alam melestarikan dirinya sendiri. Kini, tugas
kita adalah menggenggam dan meneruskan amanah kekhalifahan yang mampu
menjadi pilar tegaknya kebenaran, keadilan dan keindahan di alam
semesta. Sebuah tugas berat dan mulia…
Setidak-tidaknya bila belum mampu berbuat baik, ya jangan berbuat
kerusakan. Sebagaimana tahapan awal seorang sufi menempuh salik, yaitu
berkhalwat, uzlah. Memisahkan diri dari manusia dengan tujuan menyadari
kekotoran dirinya dan agar masyarakat tidak terkotori oleh tangan-tangan
jahatnya.
Manusia… manusia… usiamu sangat pendek di dunia, tata hatimu sebagai bekal menjelang mati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar