Memindahkan hujan ke satu tempat adalah jasa layanan yang
ditawarkan oleh pawang hujan. Mudah memahami cara kerja pawang hujan,
yang sulit adalah menakar dengan akal budi, apa tindakan semacam ini
bijaksana atau tidak.
Manusia itu jahat ya??. Dia suka mengeksploitasi alam untuk
dipergunakan sesuai dengan kehendaknya, termasuk membengkokkan hukum
alam sesuai dengan karep dan bisa jadi tanpa dipikir dan dipertimbangkan
masak-masak. Sama seperti kuda yang tanpa akal diminta dan dilatih oleh
majikan untuk menyeret cikar. Lha kita ini manusia, masa mau-mau saja
diminta untuk menyeret kendaraan tanpa pertimbangan akal dan nalar budi?
Pawang hujan adalah salah satu jenis paranormal yang melayani jasa
agar suatu wilayah tidak terjadi hujan. Bisa karena si pemesan jasa ini
memiliki hajatan tertentu seperti kampanye, pesta pernikahan, sunatan,
ulang tahun dan lain-lain. Ada beragam tarif yang biasanya dipatok oleh
pawang hujan. Berkisar antara Rp 1,75 juta hingga Rp 3 juta yang
dibayarkan sebelum maupun sesudah hajatan tergantung pada permintaan si
pawang.
Yang perlu digaris bawahi bahwa pawang hujan tidaklah menolak
datangnya hujan, melainkan hanya memindahkan hujan ke satu tempat yang
lain. Persoalannya sekarang, apakah bijaksana kita MEREKAYASA KEHENDAK
ALAM untuk mengguyurkan air di sebuah wilayah yang juga berarti
membengkok-bengkokkan hukum alam sesuai dengan keinginan manusia?
Mari kita telusuri. Sesungguhnya alam adalah makhluk yang sangat
patuh kepada Tuhan. Dia makhluk yang lugu, polos dan tanpa akal untuk
merekayasa perintah dari-Nya untuk dipergunakan sesuai dengan
kepentingan jangka pendek. Alam tidak memiliki ego atau keakuan seperti
manusia dan jin. Alam adalah alam yang hanya mampu untuk bersyukur dan
bertasbih, memuji Tuhan siang-malam sampai suatu ketika nanti DIA
menggulung pergelaran sangkan paraning dumadi.
ALAM TEGAK ATAS DASAR PRINSIP KEIKHLASAN. Di dalam alam, tidak ada
residu atau sampah karena sistem kerja yang salah. Setiap residu akibat
peoses kerja alam pasti akan didaur ulang kembali dan menjadi bahan yang
bermanfaat bagi keberlangsungan alam selanjutnya. Bakteri-bakteri
pengurai siap untuk bekerja dengan ikhlas pula. Justeru karena manusia
yang memiliki tata pikir dan tata kerja yang salah, akhirnya membuat
keseimbangan alam terganggu. Hotel dan bangunan yang memantulkan cahaya
ke atas dibangun, ozon kepanasan dan akhirnya sobek. Asap kendaraan, air
conditioning (AC) dan berbagai dzat kimia dilepas ke udara dan akhirnya
bumi mengalami pemanasan global. Alam juga sudah memiliki takaran dan
jam tertentu untuk mengguyurkan hujan di suatu wilayah.
Kenapa manusia harus merekayasa hujan agar tidak turun di sebuah
wilayah demi untuk mensukseskan kehendaknya untuk menyelenggarakan
sebuah upacara hajatan? JUSTERU HARUSNYA MANUSIALAH YANG MENYELARASKAN
KEINGINANNYA KEPADA JALUR DAN HUKUM ALAM. JUSTERU MANUSIALAH YANG
HARUSNYA BELAJAR MENGHARGAI HUKUM ALAM, JUSTERU MANUSIALAH YANG HARUSNYA
TAWADUK TERHADAP SAUDARA MAKHLUK TUHAN YANG BERNAMA BUMI INI…. duh
sombong dan congkaknya kau, manusia!, sehebat apapun kau, tidak akan
pernah kau bisa melahirkan seekor lalat pun!
“Kami mempunyai kemampuan dengan ijin Tuhan untuk memindahkan hujan
tersebut yang sekiranya akan menganggu jalannya acara yang akan
berlangsung…” Ini iklan salah satu pawang hujan. Kok dengan enak kita
menyebut atas ijin Tuhan, hujan bisa dialihkan ke tempat lain? Emangnya
Tuhan itu dengan mudah mengijabahi karep dan keinginan satu manusia saja
dengan mengabaikan keinginan manusia yang lain?
Belum tentu keinginan seseorang itu sama dengan keinginan orang lain.
Contoh, saya ingin agar tidak terjadi hujan, tapi bisa jadi Anda
justeru menginginkan hujan. Keinginan manusia berbeda-beda sehingga
biarkan alam dengan kearifannya berbicara dengan bahasanya sendiri. Alam
lebih arif dari manusia. Alam lebih tua umurnya dari manusia. Jangan
gurui alam, namun sebaliknya belajarlah dari alam!
Bila Anda kebetulan akan menyelenggarakan hajatan tertentu, maka
lihatlah jadwal alam. Apakah itu saatnya musim hujan atau tidak, bila
saatnya musim hujan ada baiknya Anda menyelenggarakan hajatan di dalam
gedung saja. Atau bila Anda tidak memiliki dana untuk menyelenggarakan
hajatan di dalam gedung, ya ikhlas saja bila sewaktu-waktu terjadi
hujan. Tidak usah sakit hati, nelangsa atau gelo bila terjadi hujan.
Justeru bila tiba-tiba hujan turun maka yakinlah itu cara alam menyapa
hajatan kita, sehingga kita berkewajiban untuk menyapa Makhluk Tua
bernama Bumi ini.
Seorang teman seorang pawang hujan menengadahkan wajahnya ke langit.
Kaki direnggangkan mulut komat-kamit bermantra. Kedua tangan
digerak-gerakkan seperti menyibak awan. Ini ritual pawang hujan untuk
menyingkirkan tiap milimeter curah hujan pada luasan puluhan hektar.
Jutaan ton air digeserkan ke tempat lain. Ya energi supranatural yang
dibutuhkan tentu sangat besar.
Ada yang merasionalisaskan cara kerja pawang hujan sebagai berikut:
Doa dan mantra akan menyatukan sebuah energi gaib (energi dari alam,
energi dari makhluk halus) dan memancarkan gelombang elektromagnetik ke
awan dengan frekuensi tertentu sehingga mampu menggeser mendung.
Alhasil, langit yang sebelumnya gelap akan jadi biru lagi. Entahlah,…
Sebelum memiliki kemampuan supranatural sebagai pawang hujan, konon
seseorang harus melakukan puasa dan berzikir untuk menjaga dan
meningkatkan kemampuannya. Termasuk menghapal dan merapal mantra atau
doa-doa untuk mendatangkan atau menolak turunnya hujan. Santri di sebuah
pondok diajar doa-doa.
Seorang kyai pernah menjelaskan fenomena mistik hujan sebagai
berikut: “uap dari laut yang kena panas matahari akan naik menjadi sinar
laki-laki dan uap air dari penguapan dedaunan menjadi sinar perempuan.
Dengan berdoa mengucapkan nama-nama suci Tuhan, akan terbentuk sinar
lelaki dan sinar perempuan” Ada beragam teknik ritual, mantra dan doa
yang disemburkan pawang hujan. Ada yang menggunakan media bokor berisi
kemenyan, garam, lisong, kapur, pinang, dan sirih. Pemesan diminta oleh
pawang hujan untuk membuang nasi genggam ke atas genting dan membuang
lisong, kemenyan, kembang, dan kapur ke sungai.
Ada juga yang mensyaratkan beberapa kaleng bir untuk minum makhluk
halus penggeser awan hujan. Ada pawang yang menggunakan metode zikir.
Sang pawang meminta para anggota keluarga yang punya hajat untuk berdoa
kepada Allah agar menunda hujan. Salah satu anggota diantaranya harus
zikir pada malam hari sebelum hajatan berlangsung. Ada pawang yang minta
disediakan beberapa rantang nasi dan sebuah payung hitam.Ada yang membalikkan sapu lidi bekas pakai. Diujung-ujung lidinya ditancapkan bawang merah dan cabai merah.
Ada pula yang cuma minta disediakan berpuluh-puluh batang rokok dari
lintingan daun nipah untuk media bertirakat menahan hujan. Sepanjang
malam pawang mengelilingi wilayah tertentu sambil mengembus-embuskan
asap rokoknya ke langit. Dengan kepulan asap dari linting demi linting
yang sudah dimantra-mantrai, pawang menghalau gerakan angin agar hujan
deras tidak mengguyur wilayah itu.
Ada pula ilmu pawang hujan yang memiliki ilmu Petak Sayyidina Ali.
Caranya menguasainya selama tiga hari puasa mutih dan setiap usai shalat
membaca rapalan tertentu. Pada tengah malam, setelah shalat hajat,
membaca rapalan sekian ratus kali. Selanjutnya, amalan itu dijadikan
wirid rutin.
Ada juga pawang yang menggunakan doa Sabdo Dadi. Doa diwirid pada
pagi hari, dan diluar itu mengamalkan zikir rahasia atau sirri.
Penggunaannya, jika untuk menyingkirkan hujan, amalan cukup dibaca pada
lokasi atau desa yang dimaksud. Sedangkan untuk mendatangkan hujan,
amalan dibaca sambil mengitari desa.
Dalam khasanah budaya Jawa setidaknya dikenal dua tradisi ritual
tolak hujan. PERTAMA, pawang tidak diperkenankan menyentuh air dan
harus puasa ngebleng (tidak makan, minum dan tidur). Sebaliknya, jika
yang diminta adalah datangnya hujan, maka yang dilakukan harus banyak
kungkum (berendam) di sungai sambil membaca mantranya. Untuk memiliki
ilmu ini, sebelumnya harus tirakat sehari semalam pada hari Kamis pada
bulan Suro.
Dan mantranya: …Bathara Surya, Surya Kantha, Danyang…(nama desa),
Saya minta bantuanmu menyingkirkan hujan, Aku minta sinar Bathara Surya.
Sedangkan jika tujuannya untuk meminta turunnya hujan, mantranya
dirubah; …Bathara Surya, Surya Kantha, Danyang…(nama desa), Saya minta
bantuanmu mendatangkan hujan, Aku minta keringat Bathara Surya. Ketika
ada orang datang minta bantuan menyingkirkan atau mendatangkan hujan,
mintalah agar membawa rokok.
Selanjutnya, anda berdiri di tengah halaman rumah. Baca mantranya
tiga kali, diakhiri dengan menghisap asap rokok. Dan begitu anda
menyetujui mempawangi hujan, pada waktu yang ditentukan agar hujang itu
menyingkir atau datang. Maka anda harus melakukan pantangan tidak makan,
minum dan tidak pula tidur. Itupun masih ditambah menjauhi air (jika
menyingkirkan hujan) dan banyak kungkum (jika mendatangkan hujan).
KEDUA, berziarah ke makam leluhur orang yang minta bantuan. Saat
berziarah juga melakukanlah ritual ziarah. Membaca doa-doa dan
bertawasul, seolah-olah berbicara dengan arwah orang yang sedang
diziarahi, “Mbah karena kamu sudah tidak makan nasi dan garam, dan tiap
hari kamu makan doa, maka kekuatan batinmu tentu lebih kuat. Karena itu,
tolong bantu saya dengan doa, agar apa yang saya inginkan menyingkirkan
atau mendatangkan hujan ini, dikabulkan oleh Gusti.”
Pulang dari ziarah,mendatangi ke rumah orang yang minta bantuan itu.
Minta sekepal nasi dan garam kasar dan membaca “ Gusti…tidak jadi hujan.
Gusti…Gusti…..” Sebaliknya, jika yang dikehendaki orang yang minta
bantuan itu datangnya hujan, ucapannya diganti menjadi : “Gusti….., jadi
hujan. Gusti…Gusti…Gusti….”
Setelah itu, nasi dan garam kasar itu dibuang di atas genteng. Jika
rumahnya terdiri dari dua bangunan, maka tempat yang dipilih adalah
atas genteng bagian tengah, dilanjutkan dengan mengucapkan niat yang
susunan katanya diciptakan sendiri. Dengan tujuan, mohon diberi
kemampuan oleh Tuhan agar hujan yang semestinya turun, untuk sementara
disingkirkan ke arah barat desa yang jauh, begitu halnya untuk arah
utara, timur, selatan dan barat.
Saat melakukan ilmu ini, tidak perlu puasa. Cukup berpantang tidak
makan minum di rumah orang yang minta bantuan. Namun jika ingin
melakukan puasa sebagai bentuk dari kesungguhan dalam meminta kepada
Tuhan juga bagus, ya itung-itung latihan ikhlas membantu orang lain.
SEMUANYA KEBAIKAN HARUSNYA DIMULAI DARI NIAT DAN CARA YANG BERSIH.
NIAT DAN CARA HARUSNYA DIOLAH DENGAN NALAR BUDI YANG JEMBAR DAN JERO,
SEHINGGA LAHIR KEPUTUSAN YANG BIJAKSANA.@@@
Wong Alus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar