BERTEMAN DENGAN JIN
Berkawan dengan jin itu sah dan
boleh-boleh saja. Tidak ada satu larangan pun dalam kitab suci maupun
hadits untuk berteman dengan makhluk-Nya ini. Asal satu sama lain saling
menghormati, kenapa tidak?
Bila hubungan antar manusia hendaknya
dijaga, maka hubungan antar sesama makhluk Tuhan hendaknya juga dijalin
dengan erat. Makhluk Tuhan meliputi semua yang kita lihat dan rasakan
saat kita hidup. Mulai makhluk bersel satu hingga makhluk dengan tingkat
kecerdasan yang tinggi.
Makhluk Tuhan bisa dilihat bila mereka
memiliki panjang gelombang dan kepadatan materinya bisa membuat mata
merespon keberadaannya. Makhluk dikatakan tidak kasat mata karena mereka
memiliki panjang gelombang dan kerenggangan materi yang membuat mata
tidak mampu meresponnya.
Jin adalah salah satu makhluk yang tidak
kasat mata. Bila dikatakan “melihat” jin itu berarti kita tidak melihat
dengan mata fisik seperti kita melihat benda-benda. Sebenarnya lebih
tepat kita hanya bisa merasakan keberadaan jin dengan rasa yang tidak
menipu dan tidak direkayasa. Yaitu rasa yang jujur, polos, apa adanya
yang berada pada kondisi kejiwaan tanpa keakuan, atau berada pada posisi
nol.
Namun, berbeda dengan benda-benda yang
pasif, jin memiliki sifat aktif sebagaimana manusia yang memiliki
kehendak dan nafsu tertentu. Salah satu kehendak jin, dalam konteks
hubungan antar dimensi adalah menampakkan diri ke dalam wujud fisik
sehingga panjang gelombang dan kerapatan materinya bisa tertangkap oleh
mata manusia.
Berbeda dengan jin yang dikaruniai mata
untuk bisa melihat dunia fisik yang dihuni manusia, manusia secara umum
tidak bisa melihat jin, merasakan keberadaan jin, apalagi berkomunikasi
secara intensif dengan jin. Meskipun demikian, manusia manusia juga
diberkahi sebuah alat canggih untuk meraba, merasa, menangkap eksistensi
yang tidak kasat mata. Alat canggih itu semacam radar yang ditanamkan
di otak manusia. Terletak pada sistem limbik dimana di sana juga menjadi
pengendali emosional, rasa, batiniah manusia.
Bila radar itu telah ditemukan, kemudian
dilatih dan dirawat baik-baik maka radar akan mengenali setiap
pergerakan obyek metafisik di yang melintas dalam radius tertentu. Jauh
dekatnya radius obyek yang tertangkap radar, sangat bergantung pada
jenis dan kualitas radar yang Anda miliki. Jenis dan kualitas radar yang
baik adalah mampu menjangkau dimanapun obyek metafisis berada.
Namun sekali lagi, di alam metafisis
ruang dan waktu bisa sangat relatif. Jarak ruang dan waktu masa lalu,
masa kini dan masa depan tidak menjadi soal karena radar bisa disetel
sesuai keinginan. Manusia sungguh luar biasa, dengan alat radar yang
canggih dia bisa mengakses kawruh kapanpun dia mau.
Kenapa? Sebab setiap peristiwa di dunia
fisik sebenarnya tidak pernah hilang begitu saja. Setiap peristiwa akan
abadi terekam secara metafisis di alam semesta. (Akan dibahas di laun
waktu)
Kembali ke soal jin. Secara garis besar,
kita sudah mengerti bagaimana teknik berkomunikasi dengan jin yaitu
dimulai dengan menajamkan intuisi untuk menangkap hakikat obyek-obyek
metafisis. Keahlian itu adalah keahlian untuk olah batin kita untuk
melakukan tiga reduksi (artikel sebelumnya: Teknik Berkomunikasi dengan
Jin).
Hubungan manusia dengan jin yang ideal adalah hubungan pertemanan,
kita bisa meminta mereka untuk melakukan sesutu dengan sukarela. Bila
mereka mau ya monggo namun bila mereka tidak mau ya jangan dipaksa.
Kecuali bila jin sudah mengganggu kita, maka manusia wajib untuk
mempertahankan diri dan meminta mereka dengan cara yang santun dan
beretika.
Sayangnya, kebanyakan jin adalah makhluk
yang berangasan, ngamukan, ngawur, suka melanggar aturan Tuhan. Ini
sama dengan manusia bukan? Bukankah manusia sekarang lebih banyak
mengedepankan emosi daripada pikiran yang adem dan tenang untuk
menyelesaikan sebuah perkara?
Bila demikian halnya yang kita jumpai di
alam metafisik, yaitu bertemu dengan jin-jin yang berangasan semacam
ini maka diharapkan kita tidak ikut terpancing ikut-ikutan emosional.
Tetaplah tenang, tidak boleh goyah.. apalagi takut. Sedikit ketakutan
dalam hati akan membuat jin mampu dengan mudah menyerang dan merobek
pertahanan diri kita.
Saya menemukan banyak paranormal yang
tidak bijaksana. Misalnya saat ada pasien datang untuk meminta menyantet
seseorang, dukun tersebut tidak memberikan pilihan alternatif yang
lebih bijaksana kecuali hanya menuruti keinginan pasien. Padahal,
keinginan pasien adalah keinginan akibat sifat-sifat setan yang
bersemayam dalam dirinya.
Berbeda dengan hubungan antar dua
makhluk Tuhan yang hendaknya dilakukan secara suka rela, dukun meminta
jin untuk melakukan sesuatu dengan imbalan. Sebelumnya, antara dukun dan
jin telah mengadakan sebuah kesepakatan hitam untuk saling bantu
membantu, memberi dan menerima dengan imbalan atau hadiah tertentu.
Saya memiliki pengalaman bergaul secara
tidak wajar dengan jin dan astaghfirullah pengalaman itu jelas berdosa
sehingga saya harus menyesali dan tidak lagi mengulangi perbuatan keji
dan munkar tersebut..
Saya ingat kejadian ini tiga belas tahun
yang lalu. Suatu ketika, saat Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Secang,
Magelang, Jateng, pacar saya sebut saja A –yang sudah tiga tahun saya
pacari– “diambil” orang lain, teman KKN di A. Perebut pacar saya ini
sebut saja J adalah seorang santri yang sangat taat beragama.
Berbagai upaya lahiriah saya lakukan,
mulai dari meminta baik-baik agar J tidak meneruskan usahanya merebut A,
sampai upaya marah-marah dan berkelahi adu fisik. Si J ini rupanya
seorang yang sangat istiqomah dengan tekadnya. Apalagi saat itu, orang
tua A akhirnya menjodohkan mereka berdua. Bagaimana dengan A? Ya, A sang
pacar saya ini tidak bisa berbuat banyak menghadapi intervensi orang
tua… akhirnya, keduanya bertunangan….
Hati saya benar-benar keruh dan hancur. Butuh waktu lama untuk meratapi kebodohan dan kelemahan saya saat itu…
Jelas saya protes pada Tuhan ….
Dan entah sebuah energi muncul dari dalam diri saya untuk tidak hanya meratapi nasib saja. Ya, saya harus berjuang!!!
Pada suatu malam, dalam sebuah kondisi
jiwa yang penuh kepasrahan saya mengumpulkan benda-benda milik A yang
masih ada di gubuk saya. Mulai foto, buku, hingga baju dan helai
rambutnya yang tidak sengaja terjatuh saat berkunjung…
Benda-benda milik A itu kemudian saya
kumpulkan di sebuah kotak kayu. Di dalam kotak kayu saya beri lampu
tempel dinding yang menyala, dupa wangi yang kalau malam saya bakar di
dalamnya. Mulailah saya melakukan kontak dengan “ruh’ si A dan
berkomunikasi dengannya. Serta memohon pada-Nya agar dibantu agar A
kembali menjadi pacar saya.
Dan kepada J, saya melakukan ritual
penghancuran. Pada suatu tengah malam, secara sembunyi-sembunyi saya
mendatangi rumah A, dan menancapkan paku yang sudah berkarat di pintu
gerbang depan rumahnya, di kanan dan kiri masing-masing satu paku.
Setelah itu, saya pulang ke gubuk.
Untuk apa paku itu? Ya, saya meminta jin
untuk menjaga rumah A dengan tetenger sebuah paku. Bila J berkunjung ke
rumah A dan melewati pintu gerbang, maka tidak bisa tidak J akan
diganggu batinnya hingga mengalami serangan-serangan mulai lemah mental
hingga sakit mental yang akut.
Apa yang terjadi? Akhirnya J benar-benar
mengalami serangan mental yang luar biasa.. Padahal J termasuk orang
taat ibadah dan yang kuat spiritualnya. Beruntung, Tuhan masih
melindunginya dari akibat yang lebih fatal. Meskipun demikian hubungan A
dan J yang sudah tunangan itu pun akhirnya bubar dan A akhirnya menjadi
isteri saya hingga sekarang….
Astaghfirullah, alhamdulillah…. mengingat kejadian ini, saya harus ngomong apa ya.. bingung..
Ini adalah salah satu pengalaman saya
berhubungan dengan jin. Semoga kita semua semakin arif untuk menempatkan
diri di lingkungan sosial antar dimensional ini. Jin adalah sahabat
kita, bukan musuh (yang musuh adalah sifat setan yang ada pada jin dan
manusia) dan dengan sahabat kita harus menjalin hubungan yang wajar.
Bukan hubungan yang saling mengeksploitasi dan saling mengalahkan dengan
kekuasaan, namun hubungan antar sesama makhluk yang rendah hati karena
sesungguhnya kita semua membutuhkan petunjuk dan hidayah-Nya semata
sebagai bekal perjalanan hidup yang panjang.
wongalus
assalamualaikum wr wb
BalasHapussaya tertarik dengan tulisan ini
saya ingin bisa berkomunikasi dengan penulisnya?
nama saya wiryo no telp 081944193390