Aku mohon perlindungan-Mu,…. duh Gusti Allah dari sifat-sifat yang terkutuk dan menyesatkan…
Salam sejahtera,
Semoga semua makhluk berbahagia
Assalamualaikum Wr..Wb,
Jalan
untuk bertemu Tuhan adalah jalan kemuliaan yang terangnya melebihi
tujuh triliun sinar matahari. Namun di jalan itu terselubung penghalang,
tirai, hijab yang tebalnya melebihi tujuh triliun tubuh matahari pula.
Itu adalah jalan penaklukan keinginan yang luar biasa banyaknya. Bila
tidak dibantu oleh Sang Konseptor Kehidupan ini (Tuhan) dijamin tidak
mungkin kita dan semua makhluk mampu untuk menemui-Nya. Beruntunglah,
Tuhan tidak pelit untuk menampakkan diri-Nya. Dia siap untuk membuka
diri bagi mereka yang rindu perjumpaan.
Perjalanan untuk bertemu
dengan Tuhan memerlukan proses, tahapan, tingkatan. Ini bertujuan agar
manusia memiliki kesiapan mental, kesadaran dan pengetahuan sehingga
mampu untuk melangkah ke tingkat-tingkat selanjutnya. Berikut akan aku
paparkan proses yang kulalui untuk bertemu Tuhan. Karena urusan
Ketuhanan sangat subyektif maka di sini tidak ada bahasa obyektif. Bila
ada kesalahan itu semata-mata oleh kebodohan saya, dan bila ada benarnya
itu semua karena hidayah dan petunjuk dari Tuhan.
Proses awal
untuk bertemu Tuhan adalah memiliki niat untuk bertemu Tuhan. Ibarat
engkau ingin bertemu dengan kekasih, maka pertama engkau harus memiliki
niat awal dan memelihara niat itu seterusnya. Niat itu haruslah niat
yang mantap, konsisten, tidak berubah-ubah. Tinggalkan niat-niat lain
yang sifatnya sementara dan temporer. Engkau harus percaya bahwa
memiliki niat untuk bertemu dengan Tuhan berarti memiliki niat untuk
bertemu dengan Sumber dari Segala Sumber Hidup. Apabila niat sudah
ditancapkan dalam hati, Tuhan tidak tinggal diam. Dia akan memberi
petunjuk dan jalan yang harus dilalui oleh manusia. Satu petunjuk
diberikan, manusia harus bersyukur dan selanjutnya dia perlu meneguhkan
niat kedua untuk menjalani perjalanan selanjutnya. Perjalanan masih
sangat sangat sangat panjang.
Apa tujuan untuk bertemu dengan
Tuhan? Ingin sakti? Ingin memperoleh mukjizat? Ingin kebahagiaan? Ingin
kekayaan? Ingin berkuasa melebihi kekuasaan yang dimiliki orang lain?
Ingin keselamatan dunia dan akhirat? Ingin hidup kekal dan abadi? Ingin
mencintai-Nya secara tulus? Itu semua adalah keinginan-keinginan yang
biasanya hadir pada diri engkau sebagai manusia.
Bila tujuan
engkau bertemu Tuhan masih diseputar keinginan-keinginan tersebut, Tuhan
tidak mungkin ditemukan. Semua keingian di atas adalah
hijab/tirai/penghalang yang mengganggu perjalanan. Menetapkan tujuan
untuk bertemu dengan Tuhan sangat sulit untuk dijelaskan, sebab
menetapkan tujuan membutuhkan pemurnian kehendak-kehendak manusia yang
cenderung kotor, egois dan hanya untuk kepentingan sementara yang
ujung-ujungnya sangat sepele dan iseng.
Menetapkan tujuan oleh
karenanya membutuhkan pengetahuan. Pengetahuan itu diolah dengan
pikiran, rasa, pancaindera yang tuntas dan total. Pengetahuan untuk
menghayati darimana manusia berasal, dimana dia sekarang dan kemana
engkau akan pergi. Pengetahuan tentang agama cukup penting untuk
menetapkan tujuan bertemu Tuhan sebab agama menawarkan keluasan
pengetahuan tentang hal-hal yang ghaib. Namun pengetahuan agama saja
tanpa dihayati dan dijalani dengan sepenuh hati juga sia-sia karena bisa
terjebak pada dogmatisme yang sempit. Bila diperkenankan oleh Tuhan,
pada kesempatan kali ini saya ingin mengatakan kepada Pembaca yang
Budiman bahwa tujuan untuk bertemu dengan Tuhan adalah “tidak ada
tujuannya” kecuali untuk pertemuan itu sendiri. Bukan karena
dilatarbelakangi oleh embel-embel keinginan apapun karena saat muncul
keinginan di situ jebakan nafsu akan terjadi.
Bila tujuan untuk
bertemu Tuhan sudah diketahui, sampailah engkau di tahap berikutnya
yaitu memulai perjalanan. Daya-daya kemanusiaan yang sudah mulai hidup,
kemudian dijalankan. Ada beragam cara untuk memulai perjalanan. Engkau
perlu menjalani syariat agama sesuai dengan keyakinan terdalam di hati.
Syariat adalah rambu-rambu/hukum boleh tidak boleh/ halal haram dan
seterusnya. Namun, engkau boleh memiliki cara lain memulai perjalanan.
Misalnya, engkau belum mengenal agama atau engkau tidak percaya
lembaga-lembaga formal keagamaan karena merasa terhegemoni kebebasanmu
untuk mencari dan mengekspresikan diri secara total, maka engkau boleh
tidak memakai agama apapun.
Yang perlu engkau lakukan adalah
memiliki cara otentik yang sesuai dengan jati dirimu. Perlu diketahui
bahwa Tuhan Maha Suci, Maha Besar, Maha Segala Maha… tidak seperti
manusia yang memiliki kesempitan pandangan dan keyakinan. Sehingga tidak
pada tempatnya untuk menyalahkan dan memberi stempel dan cap kepada
mereka yang tidak menggunakan cara-cara agama untuk bertemu dengan
Tuhan. Sama dengan perjalanan menuju tempat dan waktu tertentu, maka
perjalanan bertemu dengan Tuhan membutuhkan bekal. Bahkan bekalnya tidak
sulit ditemui karena hanya perlu hati yang ikhlas dan sabar. Ikhlas dan
sabar mudah diucapkan tapi sulit dilaksanakan bila belum sampai pada
tahap spiritual selanjutnya.
Perjalanan untuk bertemu Tuhan
bukanlah perjalanan meninggalkan dunia, meninggalkan keramaian,
meninggalkan isteri dan anak. Perjalanan bertemu Tuhan adalah perjalanan
hidupmu dan hidupku sehari-hari, mengarahkan tujuan dan menjalaninya
sesuai dengan tahapan-tahapan perjalanan. Bila perjalanan kita masih
sampai di dunia, ya berarti kita mengolahnya agar tujuan yang ditetapkan
tidak salah arah. Dunia ini adalah terminal sementara untuk kemudian
berlanjut ke perjalanan akhirat. Sebelum di dunia, kita berada di alam
ruhani yang lain. Itulah sebabnya, alam dunia ini ruhani kita diberi
tempat yang berupa jasad atau tubuh kita. Saat kita lahir di dunia, ruh
itu ditiupkan Tuhan untuk kemudian menghuni rumah yaitu jasad. Umur
jasad tidak lama dan ruh kemudian secara otomatis mengembara ke alam
lain yang ghaib, yang tidak kasat mata, yang halusnya tidak bisa diraba.
Namun bisa dirasakan keberadaannya dengan hati nurani yang hidup. Insya
Allah…
Salah satu alat ruh untuk berkomunikasi dengan ruh-ruh
yang lain adalah dengan kesadaran. Kesadaran yang hidup oleh pemberian
dan karunia Tuhan. Tanpa ijin Tuhan, ruhmu dan ruhku tidak mampu untuk
berbuat banyak untuk menimbang dan menilai apapun yang ada di semesta
ini. Alam ruh adalah alam yang tiada batas, alam yang tidak mampu
dirangkum lagi oleh keterbatasan ruang dan waktu, Alam ruh adalah alam
yang tanpa dimensi lagi, alam yang tidak mampu dibahasakan lagi oleh
otak dan pikiranku yang terbatas sebab ruh itu dalam genggaman-Nya.
Perjalanan
hidup adalah perjalanan untuk bertemu dengan Tuhan. Rahasia demi
rahasia pun terungkap satu demi satu. Kita menemukan makna dan makna itu
memberikan kemanfaatan buat perjalanan hidup yang kekal. Tidak hanya
kemanfaatan bagi hidupku, namun kemanfaatan bagi hidupmu, hidup semua
ruh dan semua kekasih Tuhan. Aku ada demi engkau, demi mereka, demi alam
semesta ciptaan Tuhan.
Akhirnya kita sampai pada akhir
perjalanan bertemu Tuhan. Perjalanan itu ternyata perjalanan ruhani
berakhir ke satu titik. Konsentrasi ke satu pusat pandangan namun
menyebar seluruh titik di alam semesta. Tidak ada kau, tidak ada mereka,
tidak ada aku dan tidak ada semuanya! SEMUANYA TIDAK ADA….
Ya Allah, aku tersungkur
Ya Allah, aku tidak merasakan apa-apa
Ya Allah, aku tidak ada
Ya Allah, mereka tidak ada
Ya Allah, semuanya tidak ada
Tidak ada apa-apa …
ALLAH, ALLAH, ALLAH…….KAU, KAU, KAU
21 Mei 2009
Wong Alus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar