Kembali ke Alam! Sebuah petuah bijak bagi manusia post modern
yang penuh rekayasa yang hidup di suatu kumparan peradaban yang
kehilangan jati dirinya, kehilangan kepekaan untuk merasakan
getaran-getaran alam simbol pancaran kasih sayang-Nya.
Pada suatu ketika, di tahun 1996 silam saya pernah tertarik dengan
sebuah komunitas penyembuhan psikologi dan spiritual alternatif. Nama
komunitas itu adalah Padepokan Lemah Putih di pinggir Kota Solo, yang
dipimpin oleh Suprapto Suryodarmo. Komunitas padepokan ini konon sudah
kondang hingga di dunia internasional. Justeru di dalam negeri sendiri,
keberadaan komunitas ini masih dianggap sebelah mata. Mereka hanya
dianggap sebagai perkumpulan para penggiat seni tari yang beraliran
spiritualis. Padahal, para cantriknya berasal dari berbagai belahan
dunia, mulai Prancis, Amerika Serikat, Inggris, Jerman, hingga dari
kota-kota di tanah air namun dengan jumlah yang sangat sedikit.
Di sebuah hari yang redup, saya mendapat kesempatan untuk berkunjung
ke padepokan dan ikut merasakan bagaimana komunitas ini mengadakan
latihan penyembuhan psikologis dan spiritual. Saya kagum dengan
lingkungan padepokan ini. Berada di sebuah lembah yang lumayan luas,
asri dan rindang. Di beberapa sudut, berdiri gubuk-gubuk tempat para
cantrik tinggal. Senyap oleh lantunan suara alam: desir angin, gemericik
air yang menyentuh bebatuan sungai, dan suara gendang bertalu-talu
tiada beraturan.
Suara gendang? Ya…Itu adalah salah satu bentuk latihan Padepokan
Lemah Putih. Saat gendang ditabuh, sekitar sepuluh cantrik
berkewarganegaraan asing menari-nari tiada beraturan. Gerakannya kadang
liar, aneh dan tidak terduga. Tidak ada pakem bagaimana jari harus
dilengkungkan, bagaimana kaki harus melangkah, bagaimana leher harus
melongok ke sana ke mari,…… Mirip ritual sebuah sekte sesat!
Latihan berikutnya: belajar berjalan di atas batu-batu sungai,
bergulung-gulung di pantai, menyerap energi purba candi Sukuh, menari di
atas batu untuk merasakan gerakan alam. Apa yang alam inginkan, pada
saat itulah tubuh bergerak. Konsepnya sederhana: gerakan tubuh tidak
perlu direkayasa sedemikian rupa dengan konsep dan persepsi
bermacam-macam. ”Jangan berpikir, biarkan tubuhmu terbang oleh angin,
biarkan dirimu lepas seperti debu,…” kata Suprapto Suryodarmo, sang guru
kepada para cantrik-cantriknya.
Setelah berlatih menjalani hidup yang seiring dengan alam, maka
biasanya terjadi diskusi-diskusi informal. Di sana terungkap bahwa para
cantrik itu berasal dari latar belakang yang tidak main-main. Ada yang
bergelar doktor dari Universitas Sorbonne, Harvard University,
Massachusset Institute of technology, dan banyak lagi yang selama ini
hidup di komunitas terpelajar, mapan dan kaya di negara-negara maju.
Lantas, kenapa mereka yang sangat rasional, sudah berlebihan dari
segi materi dan mungkin mampu membeli kebahagiaan dengan uang dan materi
yang mereka miliki justeru berguru dalam sebuah komunitas BACK TO
NATURE, yang sangat tradisional dan unik itu?
Saya menyimpulkan bahwa mereka para cantrik datang ke padepokan itu
untuk memenuhi keinginan yang sejatinya harus selalu hidup dalam diri
manusia: untuk merasakan kembali bagaimana bahasa dan getaran-getaran
alam. Kerinduan untuk menyatu dengan alam, menyatu dengan dirinya
sendiri dan menyatu dengan Tuhan. Selama ini mereka tidak mendapatkan
itu semua. Manusia modern tidak lagi merasakan getaran hidup sehingga
otak, perasaan mereka tumpul.
Pada kesempatan kali ini, saya ingin menyampaikan bagaimana manusia
hidup di tengah samudera getaran alam yang merupakan BAHASA ALAM. Bila
diperhatikan segala gejala alam yang timbul di alam semesta ini adalah
merupakan suatu gerakan yang teratur mulai dari galaksi sampai ke
bagian terkecil dari struktur benda di alam ini. Kehidupan makluk
didunia ini pun mengalami pergerakan mulai dari kehidupan sosial sampai
ke organ tubuh terkecil sekalipun.
Demikianlah yang terjadi pada aktivitas makhluk hidup yang ditandai
dengan pergerakan ion-ion yang mengakibatkan timbulnya getaran dalam
bentuk suatu gelombang yang bergerak secara periodik dengan frekuensi
dan simpangan tetap dan tertentu,. kecuali adanya gangguan atau hambatan
yang mempengaruhi langsung atau menginduksi gerakan tersebut. Frekuensi
yang ditimbulkan tergantung BENTUK, UKURAN DAN STRUKTUR ORGAN
bersangkutan, bahkan akan timbul getaran dengan sejumlah frekuensi yang
berbeda yang disebut SPEKTRUM.
Makhluk hidup melalui organ-organnya menghasilkan getaran dengan
beragam frekuensi. Frekuensi getaran yang dibangkitkan berkisar dari 5
Hrz sampai ke gelombang cahaya tergantung jenis organnya. Frekuensi yang
dapat didengar manusia berkisar dari 20 Hz sampai dengan 20 Khz disebut
dengan GETARAN SUARA ATAU AKUSTIK. Ada dua sumber getaran yang
dibangkitkan makluk hidup yaitu dari pita suara dan organ-organ tubuh
lainnya.
Getaran atau suara yang dibangkitkan dari pita suara mempunyai makna
tertentu dan merupakan alat komunikasi antar sesamanya. Sedangkan
getaran yang timbul dari organ-organ tubuh lainnya menunjukan KONDISI
FISIK MAUPUN SPIRITUAL MAKLUK bersangkutan. Demikian pula getaran yang
diinduksi ke makluk hidup dapat mempengaruhi tingkah laku dan
pertumbuhan baik mempercepat atau memperlambat.
Dalam berkomunikasi, manusia maupun hewan mengeluarkan suara yang
dapat dimengerti oleh sesamanya sebagai informasi atau sinyal. Misalnya
sinyal adanya serangan musuh agar hewan sekelompoknya dapat menghindar.
Demikian pula saat proses kehidupan lainnya seperti proses perkawinan,
bertelur atau melahirkan, minta tolong, stres, senang, dan sebagainya
setiap jenis hewan akan membangkitkan suara getaran dengan frekuensi dan
spektrum tertentu yang dimengeti oleh kelompoknya.
Hal tersebut dapat dibuktikan dengan adanya hasil pengamatan pada
ikan yang dilakukan beberapa pakar antara lain, Pada tahun 1998 dan
tahun 2001, pakar-pakar dari Intitute for Coastal and Marine Resources,
Departement of Biology, Departement of Physics East Carolina University,
Greenville, USA, telah melakukan pengamatan getaran suara yang
dibangkitkan tbeberapa jenis ikan yaitu weakfish, spotted seatrout dan
ikan red drum dalam keadaan normal maupun sedang bertelur.
Demikian pula pada tahun 2002, tim peneliti dari Pusat penelitian
sains dan teknologi UI, mengamati getaran yang dibangkitkan sekelompok
ikan mas dan ikan bandeng yang sedang bergerombol di Akuarium Seaworld
dan hasilnya diperoleh getaran dengan frekuensi rendah yaitu 7 Hz dengan
spektrum yang berbeda.
Hal yang sama dilakukan oleh pada serangga dimana para peneliti dari
Departemen Pertanian Amerika Serikat bersama tim akhli dari Universita
Florida, Universitas Auburn dan Pusat penelitian Universitas Pertanian
dan Mekanika, telah mendeteksi getaran suara yang ditimbulkan oleh
sejenis hewan serangga bawah tanah (White Grubs) untuk berbagai kondisi
antara lain, sedang makan, bergerak, dan bertelur.
Ada pengaruh terhadap pertumbuhan atau tingkah laku makluik hidup
bila diberikan getaran dengan spektrum frekuensi tertentu. Misalnya,
bila terjadi gesekan antara dua jenis benda misalnya logam, akan
menimbulkan perasaan ngilu di gigi, dan bila getaran tersebut
dibangkitkan selang waktu yang cukup lama, akan berakibat sress.
Pengamatan yang pernah dilakukan adalah membangkitkan getaran suara
dengan frekuensi 11 KHz secara kontinyu akan berakibat terasa pusing,
memekakkan telinga manusia, bahkan mungkin dapat mematikan. Demikian
pula hasil penelitian lain yang menunjukkan bahwa pembangkitan getaran
dengan frekuensi rendah akan mengakibatkan keadaan perut terasa mual
dan ingin muntah.
Penelitian yang dilakukan suatu kelompok perternak sapi perah di
Wisconsin, USA, menyimpulkan bahwa musik Rock and Roll dapat menyebabkan
induk sapi betina menjadi tegang (stres). Selama satu tahun WDFA
melakukan studi secara tertutup dan membandingkan level produksi susu
induk sapi yang mendengarkan variasi dan tipe-tipe musik.
Peternak-peternak sapi perah tertarik untuk mendapatkan satu bentuk
musik tertentu lebih produktif daripada bentuk musik lainnya. Jadi
mereka dapat menerapkan suatu sistem musik dikandangnya.
Produksi susu ditabulasi setiap minggu, lalu dibandingkan dan
diidentifikasi musik mana yang terproduktif bagi induk sapi betina.
Hasilnya, artis-artis penyanyi seperti Slipknot, Linkin Park dan Marilyn
Manson menghasilkan sedikit susu atau tidak sama sekali. Bagaimanapun
suara asli dari penyanyi rock seperti Blink 182 dan Green Day
menyebabkan susu mengalir seperti sebuah sungai.
Bagaimana pada tanaman? Dari pengalaman yang pernah dihadapi, tanaman
yang terletak di rumah yang tidak dihuni tidak berbuah sedangkan
tanaman yang dihuni berbuah lebat (dengan kondisi kedua tanaman
tersebut tetap dipelihara). Demikian selanjutnya setelah rumah tersebut
dihuni, semua tamanan berbuah dengan lebat.
Getaran yang dibangkitkan secara terus menerus (kontinyu) akan
mengakibatkan strees, mual atau pusing tergantung dari frekuensi yang
dibangkitkan. Setiap organ tubuh dalam prosesnya membangkitkan getaran
dengan frekuensi tertentu tergantung dari ogan tubuhnya. Bila suatu
getaran dibangkitkan dari suatu sumber tertentu yang frekuensi sama
dengan frekuensi salah satu organ tubuh, maka akan terjadi resonansi
pada organ tubuh tersebut dan akibatnya akan timbul gangguan melalui
susunan syarafnya seperti mual, pusing, ngilu sakit pada salah satu
organ tubuh bersangkutan.
Ada satu teori yang menjelaskan bila suatu organ tubuh mengalami
gangguan, maka kekuatan getaran yang ditimbulkan organ yang mengalami
gangguan tersebut lebih lemah dari getaran pada keadaan sehat atau
dapat juga terjadi frekuensi getaran yang dibangkitkan akan menyimpang
dari frekuensi asalnya. Hal tesebut tidak asing lagi karena paramedis
telah melakukannya dengan bantuan cardiograf, stetoscope atau alat
sejenis lainnya.
Hal ini jelas karena setiap ada suatu proses, tubuh akan
membangkitkan getaran dengan frekuensi tertentu. Sedangkan bila ada
penyimpangan misalnya jantung tersumbat, maka aliran darah sebelum
penyumbatan akan diperlambat dan aliran darah sesudah daerah penyumbatan
akan dipercepat yang berarti adanya perubahan frekuensi dari aliran
darah tersebut. Bila suatu getaran diberikan pada organ yang mengalami
gangguan, maka getaran yang diberikan dengan frekuensi yang sama akan
teresonansi dengan getaran organ yang lemah tersebut dan mengakibatkan
getaran yang lemah tersebut diperkuat dan akan menyembuhkan organ
bersangkutan.
Getaran yang dihasilkan oleh ikan dibangkitkan oleh gerakan dan dari
organ ikan itu sendiri seperti gelembungn renang atau standulatory
organ. Spektrum frekuensi suara yang dibangkitkan oleh gerakan
tergantung dari bentuk, ukuran dan pergerakan dari masing-masing ikan.
Semakin pipih bentuk ikan maka semakin cepat penyimpangan gerakan
badannya, artinya semakin tinggi frekuensi yang ditimbulkannya. Semakin
panjang badan ikan maka semakin tinggi penyimpangan gerakan badannya
yang berarti semakin besar amplitudo getaran yang ditimbulkannya.
Amplitudo tersebut akan makin besar bila jumlah individu yang terdapat
dalam sekawanan jumlahnya semakin banyak. Frekuensi getaran yang
ditimbulkan dari gerakan sekelompok ikan tersebut berkisar dari 7
sampai dengan 10 Hertz.
Untuk berkomunikasi, ikan membangkitkan getaran suara dengan
menggosok-gosokan bagian badan-tulang, gigi secara bersamaan. Ikan Krapu
(Grouper), contohnya, akan menghasilkan bunyi gebukan dengan memukulkan
penutup insang ke tubuhnya. Untuk kebanyakan ikan suara yang
dibangkitkan akibat gelembung renang yaitu gas berisi gelembung yang
menyerupai organ. Dinding elastik gelembung renang dihubungkan ke otot
yang dapat memanjang dan berkontraksi untuk meningkatkan dan
menurunkan volume gelombang renang.
Getaran ini menggantikan air di sekitar ikan, merambat keluar sebagai
gelombang suara yang dapat didengar sebagai dengkuran, siulan atau
suara drum, tergantung pada penggunaan otot Frekuensi Spektrum getaran
yang dibangkitkan tergantung dari tingkah laku ikan dan struktur
gelembung renang setiap ikan, sehingga getaran yang dihasilkan akan
berbeda pula untuk setiap jenis ikan bahkan untuk jenis kelamin yang
berbeda yang bagian tubuhnya mempunyai perbedaan meskipun sangat kecil.
Pengaruh getaran yang banyak dijumpai pada hewan adalah getaran suara
yang ditimbulkan akibat tingkah laku tertentu misalnya bertelur,
berkumpul, memberi tanda adanya bahaya dan sebagainya. Untuk hewan
menyusui, irama getaran yang diberikan akan mempengaruhi fisiologi
hewan tersebut dan secara langsung akan mempengaruhi pertumbuhannya
maupun reproduksinya. Jadi dengan menberikan suara dengan irama yang
mengalun dan tenang akan memberikan suasana tenang dan nyaman sehingga
akan meningkatkan pertumbuhhan dan produksi susunya .
Musik yang didengarkan manusia akan mepengaruhi prilakunya. Demikian
pula bila musik rock diperdengarkan pada sapi, sapi akan berperilaku
tegang. Mengapa hal tersebut terjadi. Seperti diketahui, hewan tidak
mempunyai perasaan seperti halnya manusia. Musik rock yang
diperdengarkan bukan iramanya tetapi tingkat kebisingannya. Untuk musik
yang bising, sapi bersangkutan akan strees dan secara tidak langsung
akan mempengaruhi sistim kelenjar yang berhubungan dengan produksi susu.
Sebaliknya, bila diperdengarkan musik-musik romantis, maka akan timbul
perasaan tenang.
Hewan menyusui yang mengalami stress akan mempengaruhi kelenjar
hypofise, sehingga akan dikeluarkan hormon adrenalin. Hormon adrenalin
akan menghambat produksi hormon oxytosin yang berperan merangsang
sekresi susu pada sel-sel alveolus kelenjar mammae, sehingga sekresi
susu terhambat.
Para pakar dari Departemen Pertanian Amerika Serikat, misalnya
melakukan penelitian dengan mendeteksi getaran suara yang ditimbulkan
oleh sejenis hewan serangga bawah tanah (White Grubs) untuk berbagai
kondisi antara lain, sedang makan, bergerak, dan bertelur. Hasil yang
diperoleh adalah spektrum suara yang saling bebeda untuk setiap kondisi.
Dengan melakukan analisis terhadap berbagai jarak keberadaan, kekuatan
sinyal yang diterima akan menentukan lokasi serangga di dalam tanah.
Serangga menghasilkan suara dengan beberapa cara yaitu dengan
sayapnya, dari hentakan kakinya ke substrat, dengan menggesekkan
badannya satu sama lain, mengaktivasi membran getar, atau mendenyutkan
aliran udara. Hasil penelitian mendapatkan kesimpulan bahwa seekor
serangga yang bersayap, bila dibangkitkan getaran dengan frekuensi yang
sama dengan frekuensi getaran sayapnya, serangga tersebut akan jatuh.
Berdasarkan atas kesadaran akan pentingnya getaran inilah, para
petani jahe di desa Kembang Kecamatan Ampel, Boyolal memiliki cara
inovatif dengan memanfaatkan getaran tertentu untuk meningkatkan hasil
panennya. Getaran yang digunakan merupakan sistim penyuburan melalui
daun dengan memberikan getaran pada frekuensi tinggi (sonar), sehingga
merangsang stomata untuk tetap terbuka dan akan meningkatkan kecepatan
dan efisiensi penyerapan pupuk yang berguna pada proses pertumbuhan.
Begitulah kenyataannya, kahanannya. Peradaban modern kita semakin
sakit, sebuah peradaban yang menjauhkan diri manusia dari dirinya
sendiri dan alam sekitarnya. Kita jarang lagi bisa dan mampu
mendengarkan getaran yang berada pada frekuensi yang alamiah. Manusia
modern lebih suka memasukkan getaran dalam telinganya berbagai getaran
rekayasa yang sesungguhnya semakin menjauhkan dirinya dari KESADARAN
akan ALAM SEMESTA dan TUHAN SEMESTA ALAM.
Dengarkan bagaimana jangkrik bernyanyi, dengarkan suara desir angin
sepoi di malam purnama, dengarkan bagaimana daun-daun bergerak tertiup
angin, kicau burung yang bermain dengan anak-anaknya, denyut nadi tubuh
kita yang berdetak dan suara air yang mengalir di bebatuan gunung yang
misterius ….
Semua itu adalah NYANYIAN ALAM, BAHASA ALAM, BAHASA SIMBOLIK dari KEBERADAAN TUHAN SANG PENCIPTA.
Wong Alus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar